Senin, 07 Oktober 2013

Suminar, Inovasi Batik Kediri

Mengikuti keris dan wayang yang sudah lebih dulu diakui UNESCO sebagai warisan budaya milik Indonesia, batik menyusul di tahun 2003 dan mendapat tempat tersendiri di hati pecintanya. Setiap daerah berlomba menunjukkan karyanya lewat batik. Berbagai motif khas daerah belakangan semakin bermunculan. Tidak mau kalah, Kediri ikut meramaikan pasar batik nasional lewat tangan dingin Ibu Dra. Suminarwati Sundoro yang mengusung brand “Suminar” dan telah menghasilkan berbagai batik khas Kediri yang cukup diperhitungkan. Ibu Suminarwati telah mendirikan sebuah galeri yang berpusat di Jalan Kapten Tendean 24 Permata Hijau X/1-2 Kediri dan diberi nama Rumah Batik Suminar. Galeri tersebut didirikan sekitar tahun 1980 dan mulai memproduksi batik khas Kediri di tahun 1996 yaitu Batik Bolleches dengan motif pertamanya yaitu Bambu Sakura. Setelah berhasil dengan motif pertamanya, Suminar menambah koleksi dengan menciptakan 20 karya, diantaranya Batik Rosela, Batik Mangga Podang, Batik Anak Kelud dan lain-lain. Tidak ketinggalan maskot Kabupaten Kediri, Simpang Lima Gumul ikut diabadikan dalam salah satu motif batik Suminar. Berbeda dengan kebanyakan batik yang sudah ada, batik Suminar memiliki motif yang tidak terikat dengan pakem-pakem yang ada, coraknya lebih bebas dan memiliki pola natural dan tematis. Sedangkan warnanya cenderung lebih berani dan eksotis. Tidak puas hanya merambah pasar Kediri, Suminar mulai melebarkan sayapnya ke pulau seberang, Bali. Motif Baron dan Pure menjadi motif utama dalam produk yang dipasarkan di Pulau Dewata tersebut. (ymr)